Peringatan Kaum Tertindas kepada Para Durjana
Kepada yang sok hormat
Bapak-bapak penindas dan nyonya-nyonya kaya
Dengan ini kami kabarkan kekayaanmu sudah sampai pada batasnya dan dosa-dosa akan ditimbang
Mengingat segala kejahatan yang telah kau lakukan
Menghardik anak yatim, menggusur pemukim, mengusir gelandangan dari pertahanan akhirnya, menyita sawah-sawah tani miskin, memeras keringat buruh, dan belasan tindak kekejaman lainnya
Maka kami memutuskan bahwa tak ada lagi perlunya mengadakan pengadilan, karena pengadilan hanya untuk manusia, bukan untuk setan.
Bagi para setan tempatnya sudah jelas dan sudah pasti.
Di dalam neraka jahanam.
Maka dengan ini kami nyatakan,
semua yang kalian miliki harus dikembalikan pada orang yang mempunyainya
semua yang kalian rampas harus dikembalikan pada yang dulu memilikinya
semua pabrik adalah milik buruh yang dulunya selalu kalian tekan
semua tanah garapan adalah milik tani yang dulu selalu kalian miskinkan
semua uang, pakaian, tanah, makanan, dan apa-apa yang kini tengah kalian simpan adalah milik kaum kelaparan yang sudah muak akan pemiskinan.
Kami akan datang pada saat kau mendengar peringatan ini yaitu pada pertengahan malam
(Sudah kau lihat kumpulan cahaya itu? Ya itu adalah nyala obor-obor kami)
Tidak usah repot mencari tahu siapa penulis surat ini.
Kami adalah aku, aku adalah kami.
Kami adalah semua orang yang biasa kau pakai seperti sandal.
Kami adalah semua orang yang selalu kau injak-injak seperti karpet dan aspal jalanan.
Kau anggap kami tidak akan melawan dan kau anggap itu wajar.
Sebut kami penjahat, bajingan, atau sebutan sesukamu, kami tahu moralmu hanya sebatas dalih kerakusan
Tidak usah repot kabur melarikan diri.
Kami datang dari segala penjuru kota, dari tempat-tempat kumuh, dari gang-gang sempit, dari rumah-rumah kardus di bawah jembatan, dari rumah-rumah pinggir kali, dari tempat kami tidur di emperan.
Kami datang dari segala penjuru kota seperti tikus keluar dari gorong-gorongnya.
Sungguh kami tak punya apa-apa lagi, entah itu makanan ataupun uang.
Sungguh kami sudah kehilangan semua, termasuk rasa takut dan belas kasihan.
Kami sudah bosan. Akan kami rampas semua yang kalian punya.
Akan kami ambil semua hak kami.
Jangan tanya tentang keadilan.
Karena kalian terlalu banyak melakukan kebatilan.
Jangan teriak tentang kekerasan.
Karena sejak kami lahir kami sudah makan kerasnya kehidupan
Sementara kau meraup semua keuntungan dengan hanya berpangku tangan
Sementara kau menambah harta dari keringat mereka yang menderita
Sementara kau menumpuk kekayaan, kami dicekik kemiskinan
Wahai, kaum penindas, malam ini giliranmu yang akan ditindas!
Minggir sekarang atau kami gilas!