Rumah Kandang dari Hongkong
Hongkong, salah satu kota terkaya di dunia, bergemerlapan dengan kemewahan boom properti. Namun kemakmuran disana punya sisi gelap, dimana puluhan ribu orang tinggal dalam kondisi yang memprihatinkan.
Foto-foto berikut ini diambil oleh Brian Cassey, fotografer Inggris yang berhasil memotret penderitaan rakyat-yang diperkirakan beberapa pihak mencapai 100.000 orang-yang terpaksa hidup dalam kandang berukuran 6×2,5 kaki.
Kota tersebut merupakan salah satu daerah berpenduduk paling padat di dunia, dimana sekitar 16.500 orang tinggal di tiap mil wilayah tersebut.
Majikan rumah susun menarik sewa sebesar US$200 per bulan untuk tiap kandang, dimana satu kamar terdiri dari 20 kandang dan mencapai tiga tingkat.
Kandang paling bawah adalah kandang paling mahal karena penyewa bisa hampir berdiri di dalamnya namun kondisinya sama kumuhnya.
Para penghuni harus berbagi toilet dan fasilitas cuci yang sangat sederhana. Banyak rumah susun yang tidak memiliki dapur sehingga pendapatan para penghuninya yang sudah pas-pasan terpaksa dikurangi lagi untuk membeli makanan bungkusan.
Kasus rumah-rumah kandang merupakan skandal dalam perumahan Hongkong selama berpuluh tahun. Namun alih-alih menghilang, masalah tersebut malah kian meningkat.
Seiring dengan krisis ekonomi dunia juga turut menerpa bekas jajahan Inggris tersebut yang ekonominya terfokus pada sektor-sektor finansial, kini kian banyak warga yang terpaksa tinggal di tempat kumuh demikian. Karena pilihan lainnya kalau tidak tinggl di rumah kandang ini adalah menggelandang di jalan.
Salah satu penghuni kandang, Cheung, yang tinggal di Sham Shui Po, mengatakan pada Asia Times Online, bahwa dia berusaha bertahan hidup dalam kondisi terjepit dan lingkungan berbau busuk.
“Suhu di dalam kandang bisa naik lebih panas dua hingga tiga derajat daripada suhu diluar,” katanya.
“Sangat tidak nyaman dan kadang saya tidak bisa tidur sampai jam 5 pagi.”
Kecoa, cicak, kutu, dan tikus sering muncul. “Kadang saya khawatir kalau-kalau kadal atau kecoak akan merayap masuk kuping saya pada malam hari,” kata Cheung.
*disadur dari Daily Mail, dailymail.co.uk, dengan judul asli “Cage dogs of Hong Kong: The tragedy of tens of thousands living in 6ft by 2ft rabbit hutches – in a city with more Louis Vuitton shops than Paris”. Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dipublikasikan kembali via Bumi Rakyat, bumirakyat.wordpress.com.